Halaman

Selasa, 31 Mei 2022

GANTI KURIKULUM, SIAPA TAKUT!

Ganti Menteri ganti kurikulum, pembahasan yang sering kita dengar bahkan kita ikut serta dalam menanggapi dalam perbincangan dengan rekan pendidik lainnya.


Setelah KTPS lalu kita mengenal K13, selama masa pandemi muncul kurikulum darurat yang dalam waktu singkat seperti “memaksa” para pendidik segera menyesuaikan demi proses pelayanan pembelajaran optimal dimasa pandemi.

Belum tuntas kita pahami kurikulum tersebut, sekarang sudah mulai sosialisasi kurikulum baru, yang diberikan label “Kurikulum Merdeka”. Tapi apakah benar kurikulum ini akan membawa “kemerdekaan” bagi para guru? Atau justru membawa “kebingungan”?.

Silih bergantinya kurikulum seharusnya tidak membuat para pendidik bingung apalagi frustasi bagaimana menyesuaikan diri, seperti apa bentuk perangkatnya?, bagaimana susunan RPP?. Yang kesemuanya itu hanyalah tentang “dokumen”.

Ketika kita mengetahui apa sebenarnya esensi  dari sebuah kurikulum, maka bergantinya kurikulum tidak akan membuat kita bingung selama kita memahami bagaimana cara merancang pembelajaran yang tepat.

Dalam webinar impelmentasi kurikulum merdeka seri 4 yang yang disiarkan langsung melalui youtube kemendikbud.id, disampaikan oleh salah satu nara sumber bahwa kurikulum diibaratkan adalah peta yang disusun oleh pemerintah (kemendikbud RI) yang berisi tujuan pembelajaran, diibaratkan lagi peta tersebut mengarakan para pendidik untuk membawa siswanya menuju Jakarta, jika pada kurikulum sebelumnya pemerintah juga menentukan juknis (rencana pembelajaran) perjalanan menuju Jakarta adalah sama/ nasional, maka pada kurikulum merdeka ini pemerintah memberi tujuan pembelajran secara universal dan guru diberikan kemerdekaan untuk menjabarkan tujuan pembelajaran dengan penyesuaian kondisi siswa dan menjadi lebih operasional, diibaratkannya guru dan sekolah diberikan kemerdekaan untuk menyusun juknis yang akan dipakai menuju tujuan pembelajaran yang masih universal tersebut.

Dari gambaran tersebut kurikulum merdeka dapat memberikan dampak positif karena dalam penjabaran tujuan pemebelajaran yang operasional dengan menyesuaikan kondisi masing-masing siswa dan sekolah.

Lalu, jika guru diberikan kemerdekaan untuk menyusun rencana pembelajaran tersebut, langkah atau hal apa saja yang perlu guru persiapkan agar bisa sesuai dengan tujuan akhir yang diinginkan pemerintah dan dalam proses perjalanannya sesuai dengan kondisi siswa dan kemampuan modal yang dimiliki?.


Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam merancang pembelajaran yang tepat adalah sebagai berikut:

1.      Karakteristik mata pelajaran yang diampu, dari segi numerasi dan literasi. Pada tahap ini kita harus mengenali karakteristik mata pelejaran yang kita pegang, karena tentu berbeda karakter pelajaran yang satu dengan yang lainnya, contohnya karakteristik mata pelajaran matematika berbeda dengan karakteristik mata pelajaaran bahasa.

2.     Informasi mengenai kemampuan awal siswa. Informasi/ data ini kita butuhkan untuk bisa memetakan tujuan dan kebutuhan tiap individu siswa. Pada tahap ini dapat dilakukan dengan melakukan assessment diagnosis.

Dengan mengenali kemampuan awal siswa kita bisa memetakan tujuan pembelajaran sesuai kemampuan siswa.

3.     Modal apa saja yang dimiliki guru, siswa dan sekolah. Dari beberapa modal yang dimiliki.

Prinsip pada kurikulum merdeka belajar adalah untuk KI dan KD yang berubah istilah menjadi capaian pembelajaran tersebut, adalah tujuan yang ingin dicapai pada akhir proses selama murid melaksanakan pembelajaran. Pada kurikulum merdeka, capaian pembelajaran masih bersifat universal, dan disinilah guru diberikan kemerdekaan untuk menguraikan capaian pembelajaran dalam konteks yang lebih operasional dan menyesuaikan dengan kemampuan awal siswa dan modal yang dimiliki sekolah.

Berikut ini alur pertanyaan yang bisa membantu kita mengarahkan diri dalam menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan prinsip merdeka belajar:

1.      Apa yang perlu dipahami dan dikuasai siswa?

Pada tahap awal ini kita bisa menemukan dan menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran bisa berbeda antara individu satu dengan satunya, dan tujuan pembelajaran tersebut harus realistis bagi siswa

2.     Untuk memahami dan menguasai tujuan pembelajaran tersebut, pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan siswa?

3.     Bagaimana guru bisa tahu bahwa siswa tersebut sudah menguasai atau belum tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

4.     Bagaimana cara saya untuk membantu agar siswa tersebut menguasai dan memahami tujuan pembelajaran.

Yang perlu digaris bawahi pada tahap ini adalah peran guru hanya sebagai pembimbing, bukan penguasa kelas dan siswa. Peran aktif siswa tetap yang utama.

Dilihat dari alur dan prinsip yang dilakukan oleh guru mata pelajaran tersebut, dan dengan keberagaman tujuan pembelajaran yang sangat mungkin terjadi didalam kelas, maka model rencana pembelajaran berdiferensiasi sangat sesuai diterapkan.

Dalam mendesain pembelajaran yang mampu mengakomodasi seluruh kebutuhan murid yang berbeda memang membutuhkan kreatifitas sehingga bisa membawa situasi pembelajaran yang menyenangkan dan berpihak pada murid.

Namun saat pembelajaran yang kita hadirkan benar-benar dinikmati siswa dengan riang gembira maka lelah akan usaha yang kita lakukan akan terkikis dan berganti dengan kebahagiaan menyaksikan siswa-siswa kita yang berbahagia selama proses pembelajaran.

Teruslah belajar, berinovasi dan berani mencoba. Tidak ada usaha yang akan sia-sia begitu saja.

Tetap Semangat & Salam Merdeka Belajar.

 



Shofiah Nur Khabibah.

Pengalaman mengajar pada jenjang MI, SMP dan SMK swasta.

Tempat tugas saat ini sebagai guru BK di SMPN 1 Tutur.

Kabupaten Pasuruan. Jawa Timur.

Blog: https://www.bibashofiah.my.id/

Fb: https://www.facebook.com/bibashofiah

twitter: https://twitter.com/BibaShofiah

youtube: https://www.youtube.com/channel/UCzbL-8e0qRc85BonnvCcVkg

 

 

Minggu, 29 Mei 2022

3.1.a.10 AKSI NYATA MODUL 3.1

 3.1.a.10 AKSI NYATA MODUL 3.1

 

Peristiwa 1

1.   Latar belakang:

Mata pelajaran muatan lokal wajib yang diterapkan di Kabupaten Pasuruan adalah BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an).

Pada awal semester genap ini saya diamanahkan untuk mengampu mapel BTQ pada 4 kelas pada jenjang kelas VII.

Sebagai salah satu mata pelajaran wajib, pada penilaian keterampilan yang dipakai salah satunya adalah bacaan Al-Qur’an siswa.

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, saya melakukan assessment yang saya lakukan pada awal semester genap untuk mengetahui kemampuan dasar siswa di kelas VII dalam membaca AL-Qur’an dengan benar sesuai dengan tajwid rata-rata adalah 20% mahir, 50% bisa, dan 30% lemah.

Mengingat kompetensi keterampilan penting yang harus siswa kuasai tersebut, sedangkan jam pelajaran selama masa pandemic hanya 25 menit pada tiap pertemuan, maka guru akan sangat kesulitan untuk memahamkan siswa karena membutuhkan proses simak dalam praktek membaca AL-Qur’an tersebut.





Oleh karena itulah untuk mengakomodasi kebutuhan siswa akan pengetahuan dan pengalaman dalam membaca Al-Quran secara benar dengan waktu yang singkat, maka saya memutuskan untuk menggunakan teknik mentoring teman sejawat. Jadi kelas dibagi menjadi kelompok kecil (maksimal 4 siswa dalam kelompok), pada tiap-tiap kelompok akan ada 1 siswa dengan kemampuan mahir, anggota yang lain akan diisi dengan siswa kemampuan bisa dan lemah.

Teknik mentoring yang digunakan tergantung dari kesepakatan antar anggota.

Dalam pelaksanaan evaluasinya pun saya menggunakan system penilaian kelompok untuk meminimalisir waktu tapi tetap hasilnya berbobot, yaitu dengan cara siswa maju bersama kelompoknya, membaca secara bergantian pada tiap ayat-ayatnya. Dari cara tersebut dapat diketahui kemampuan membaca siswa dengan kelemahan dan peningkatan yang terjadi.

 

1.   Alasan:

Kompetensi keterampilan penting yang harus siswa kuasai dan terbatasnya jam pelajaran selama masa pandemic yang hanya 25 menit pada tiap pertemuan. Bagaimana agar semua siswa dapat terlayani dan ternilai secara objektif.

2.  Hasil aksi nyata

a.   Hasil assessment kemampuan awal siswa diperoleh

b.  Kelas dibagi menjadi kelopok kecil dengan pemimpin 1 siswa dengan kemampuan mahir.

c.   Siswa kemampuan mahir melakukan mentoring terhadap anggota kelompok lain.

d.  Penilaian dilakukan didalam kelompok.

e.   Hasilnya semua siswa mengalami pengalaman pembelajaran bersama rekan sejawat dan lebih privat, dan nilai keterampilan didapat dengan cara transparan dan berbobot.

 

Perasaan

Perasaan saya setelah melaksanakan aksi nyata dalam pengambilan keputusan untuk tetap melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapannya, dan penilaian juga dilakukan secara transparan dan objektif sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.

 

Pembelajaran yang didapat

Dalam setiap permasalahan pasti ada solusi/ penyelesaian terbaik, yang sedikit dampak negatifnya dan besar dampak positifnya.

 

Penerapan kedepan

Teknik mentoring dapat digunakan pada pembelajaran lainnya, siswa lebih aktif dan lebih menumbuhkan social emosi dalam kelas






Kamis, 26 Mei 2022

Memahami dan Menghafal Surat Pendek dalam Al-Qur’an

Memahami dan Menghafal Surat Pendek dalam Al-Qur’an


1.       1.       Surat Al Bayyinah


 2.      Surat Al Zalzalah 


 3.      Surat Al Adiyat 


Tata cara setor hafalan surat pendek:

a.  Pilihlah salah satu surat pendek untuk dihafal (pilihan suratnya: Al Bayyinah, Al Zalzalah, Al Adiyat)

b.  Buat video hafalan 1 surat yang dipilih

c.  Kirim video yang sudah jadi pada ling berikut ini (Klik sesuai dengan kelasnya) 

NO

KLS

LINK PENGUMPULAN

1

7D

https://bit.ly/7Dhafalan

2

7E

https://bit.ly/7E-Hafalan

3

7F

https://bit.ly/7F-Hafalan

4

7G

https://bit.ly/7G-hafalan

d. Pengumpulan video paling lambat minggu, 5 Juni 2022 pukul 24.00 (waktu upload pada link)

e.  Keterlambatan dianggap tidak mengumpulkan dan nilai praktek BTQ dianggap nol

 


Surat AL A’raf Ayat 56-58 dan Terjemahannya

MEMAHAMI DAN MENGAMALKAN KANDUNGAN AYAT-AYAT AL-QUR’AN 


A. Surat AL A’raf Ayat 56-58 dan Terjemahannya

وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَّطَمَعًاۗ اِنَّ رَحْمَتَ اللّٰهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ 

56.Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan.


 وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ بُشْرًاۢ بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهٖۗ حَتّٰٓى اِذَآ اَقَلَّتْ سَحَابًا ثِقَالًا سُقْنٰهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَاَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاۤءَ فَاَخْرَجْنَا بِهٖ مِنْ كُلِّ الثَّمَرٰتِۗ كَذٰلِكَ نُخْرِجُ الْمَوْتٰى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ 

57. Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.


وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهٗ بِاِذْنِ رَبِّهٖۚ وَالَّذِيْ خَبُثَ لَا يَخْرُجُ اِلَّا نَكِدًاۗ كَذٰلِكَ نُصَرِّفُ الْاٰيٰتِ لِقَوْمٍ يَّشْكُرُوْنَ ࣖ
58. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.


B.  Arti Kata (Mufrodat)

1.      Surat Al A’raf ayat 56 


2.      Surat AL A’raf ayat 57


3.      Surat Al A’raf ayat 58



 


Sabtu, 21 Mei 2022

Jumat, 13 Mei 2022

3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

 3.1.a.7. Demontrasi Kontekstual -Pengambilan Keputusan sebagai pemimpin pembelajaran

Alhamdulillah puji syukur atas nikmat yang Alloh SWT berikan sehingga saya bisa sampai pada tahap Demontrasi Kontekstual modul 3.1.

Pada tahap Demonstrasi Kontekstual ini perkenankan saya untuk mulai tahapan “membumikan” materi di modul ini dengan konteks lokal.

Dalam proses tersebut saya akan menyampaikan bahan, alat atau pihak yang akan berkolaborasi dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Kegiatan sebagai CGP angkatan 4 yang dimlai sejak Oktober 2021 yang sudah berjalan 7 bulan ini, tentu saya mendapatkan banyak sekali pengetahuan dan pengalaman baru dalam proses pembelajaran di kelas maupun interaksi dengan warga sekolah.

Seperti filosofis yang disampaikan Ki Hajar Dewantoro Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani. Maka dengan filosofis itu juga keinginan berbagi ilmu yang telah diterima dari pelatihan sebagai CGP tersebut tumbuh kuat.

  • Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?
  • Untuk menerapkan dan mentransfer pengetahuan yang saya terima dari program guru penggerak, saya akan melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
  1. Mengaktifkan komunitas belajar bersama rekan sejawat yang ada di sekolah, saya akan memulai pendekatan pada rekan yang selama ini tampak antusia saat diajak membehas perkembangan siswa.
  2. Meminta kepada pengurus MGBK secara berkala untuk berbagi pengetahuan yang saya peroleh dari Guru Penggerak.
  3. Memposting hasil kerja dan praktek nyata dari materi Guru Penggerak pada setiap media sosial yang saya miliki (youtube, webside, status wa, instagram, facebook), yang harapannya semakin meluas rekan sesama guru yang bisa menikmati dan bisa memodifikasi pengetahuan baru yang saya share.
  4. Dari berbagi/ share yang saya lakukan melalui media sosial yang dibungkus dengan menarik dan menginspirasi, tujuannya adalah akan semakin banyaknya rekan guru yang turut menikmati hasil dari pelatihan kami selama menjadi CGP, mereka akan merasakan pembelajaran yang menyenangkan dari vidio praktek nyata RPP berdiferensiasi. Dari rasa tertarik tersebut harapannya adalah Bapak Ibu guru lain dapat memodifikasi sesuai dengan ide dan kebutuhan mereka, yang akhirnya akan berkembang menjadi rasa ingin tahu dan rasa semangat untuk belajar.
  • Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

Seperti kita ketahui dan kita pasti pernah mengalami selama menjadi seorang pendidik dalam melaksanakan tugas sehari-hari, akan ada permasalah dalam proses pembelajaran, untuk itu peran kita sebagai seorang pemimpin dalam pembelajaran ketika ddihadapkan pada permasalan yang membutuhkan kita untuk mengambil keputusan, maka langkah-langkah yang bisa kita ambil adalah dengan menggunakan 9 tahap, yaitu:

1.  Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan.

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi permasalahan tersebut.

3. Kumpulkan fakta yang relevan dengan situasi ini

4. Pengujian benar atau salah

    Pada tahap ini kita akan melalui sub tahapan lagi yang terdiri dari: Uji legal, Uji regulasi/standar profesional, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan/ idola.

5. Pengujian paradigma Benar lawanBenar

6. Melakukan prinsip resolusi

7. Investigasi opsi trilema

8. Buat Keputusan

9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan. 

 

  • Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Dalam penerapan 9 langkah pengambilan keputusan tersebut akan saya laksanakan setiap saya menghadapi permasalahan yang membutuhkan saya harus mengambil keputusan. Minimal dalam 1 minggu saya akan membuat 1 catatan tentang permalasah dan 9 langkah yang saya lalui dalam pemecahannya.

Disela waktu luang, saya akan meflasback permasalahan-permasalahan dimasa lalu yang bisa saya jadikan bahan belajar praktek nyata 9 langkah tersebut.

 

  • Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Pendamping/ rekan yang akan saya jadikan teman diskusi adalah: 

1.      Sesama CGP (Karena pengetahuan dan cara pandang yang cenderung sama karena sudah sama-sama melalui proses belajar selama menajdi Caloh Guru Penggerak).

2.      Guru senior di sekolah (Karena beliau-beliau memiliki banyak pengalaman dan lebih mengenal situasi luar dalam sekolah dan lingkungan masyarakat sekolahnya)

3.      Rekan sejawat

4.      Kepala Sekolah (Karena beliau lebih berpengalaman dalam kepemimpinan, sebagai pemilik pengambilan keputusan sekolah) dan biasanya kepala sekolah yang terbiasa managerial maka biasanya saran/ masukan sangat bermanfaat dan menambah pengetahuan baru.

Demikianlah pembahasan tentang Demontarasi Kontekstual untuk modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan senagai Pemimpin Pembelajaran.

Apabil ada pertanyaan, saran ataupun kritik silahkan menuliskannya pada kolom komentar dibawah ini ya.

Terima kasih atas perhatiannya. Wassalamu'alaikum Wr Wb.  

Salam dan Bahagia.

 

Senin, 09 Mei 2022

3.1.a.10. Aksi Nyata Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran

Latar Belakang: mendapatkan ilmu dari guru penggerak, keinginan untuk berbagi tapi kesibukan sendiri dan rekan sejawat sehingga kesulitan menemukan waktu bersama berkumpul membahas pengetahuan yang saya terima. Melihat situasi tersebut saya memilih untuk memanfaatkan komunitas praktisi yang ada di sekolah untuk menshae pengetahuan modul yang saya terima. Sedangkan untuk berbagi lebih luas lagi saya menggunakan media social, selain menghemat penggunaan waktu juga bisa lebih meluas cakupan pihak yang menerima pengetahuan tersebut. Dari pelaksanaan dua kegiatan tersebut terlaksana dengan baik