3.1.a.10 AKSI NYATA MODUL 3.1
Peristiwa 1
1.
Latar belakang:
Mata pelajaran muatan lokal wajib yang diterapkan di Kabupaten Pasuruan adalah
BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an).
Pada awal semester genap ini saya diamanahkan untuk mengampu mapel BTQ
pada 4 kelas pada jenjang kelas VII.
Sebagai salah satu mata pelajaran wajib, pada penilaian keterampilan
yang dipakai salah satunya adalah bacaan Al-Qur’an siswa.
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, saya melakukan assessment yang
saya lakukan pada awal semester genap untuk mengetahui kemampuan dasar siswa di
kelas VII dalam membaca AL-Qur’an dengan benar sesuai dengan tajwid rata-rata
adalah 20% mahir, 50% bisa, dan 30% lemah.
Mengingat kompetensi keterampilan penting yang harus siswa kuasai tersebut,
sedangkan jam pelajaran selama masa pandemic hanya 25 menit pada tiap
pertemuan, maka guru akan sangat kesulitan untuk memahamkan siswa karena
membutuhkan proses simak dalam praktek membaca AL-Qur’an tersebut.
Oleh karena itulah untuk mengakomodasi kebutuhan siswa akan pengetahuan
dan pengalaman dalam membaca Al-Quran secara benar dengan waktu yang singkat,
maka saya memutuskan untuk menggunakan teknik mentoring teman sejawat. Jadi kelas dibagi menjadi kelompok kecil
(maksimal 4 siswa dalam kelompok), pada tiap-tiap kelompok akan ada 1 siswa
dengan kemampuan mahir, anggota yang lain akan diisi dengan siswa kemampuan
bisa dan lemah.
Teknik mentoring yang digunakan tergantung dari kesepakatan antar
anggota.
Dalam pelaksanaan evaluasinya pun saya menggunakan system penilaian
kelompok untuk meminimalisir waktu tapi tetap hasilnya berbobot, yaitu dengan
cara siswa maju bersama kelompoknya, membaca secara bergantian pada tiap
ayat-ayatnya. Dari cara tersebut dapat diketahui kemampuan membaca siswa dengan
kelemahan dan peningkatan yang terjadi.
1. Alasan:
Kompetensi keterampilan penting yang harus siswa
kuasai dan terbatasnya jam pelajaran selama masa pandemic yang hanya 25 menit
pada tiap pertemuan. Bagaimana agar semua siswa dapat terlayani dan ternilai
secara objektif.
2. Hasil aksi nyata
a.
Hasil assessment
kemampuan awal siswa diperoleh
b. Kelas dibagi menjadi kelopok kecil dengan
pemimpin 1 siswa dengan kemampuan mahir.
c.
Siswa kemampuan
mahir melakukan mentoring terhadap anggota kelompok lain.
d. Penilaian dilakukan didalam kelompok.
e.
Hasilnya semua
siswa mengalami pengalaman pembelajaran bersama rekan sejawat dan lebih privat,
dan nilai keterampilan didapat dengan cara transparan dan berbobot.
Perasaan
Perasaan saya setelah
melaksanakan aksi nyata dalam pengambilan keputusan untuk tetap melakukan
pembelajaran sesuai dengan tahapannya, dan penilaian juga dilakukan secara
transparan dan objektif sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.
Pembelajaran yang didapat
Dalam setiap permasalahan pasti
ada solusi/ penyelesaian terbaik, yang sedikit dampak negatifnya dan besar
dampak positifnya.
Penerapan kedepan
Teknik mentoring dapat digunakan pada pembelajaran lainnya, siswa lebih aktif dan lebih menumbuhkan social emosi dalam kelas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar