Halaman

Minggu, 29 Mei 2022

3.1.a.10 AKSI NYATA MODUL 3.1

 3.1.a.10 AKSI NYATA MODUL 3.1

 

Peristiwa 1

1.   Latar belakang:

Mata pelajaran muatan lokal wajib yang diterapkan di Kabupaten Pasuruan adalah BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an).

Pada awal semester genap ini saya diamanahkan untuk mengampu mapel BTQ pada 4 kelas pada jenjang kelas VII.

Sebagai salah satu mata pelajaran wajib, pada penilaian keterampilan yang dipakai salah satunya adalah bacaan Al-Qur’an siswa.

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, saya melakukan assessment yang saya lakukan pada awal semester genap untuk mengetahui kemampuan dasar siswa di kelas VII dalam membaca AL-Qur’an dengan benar sesuai dengan tajwid rata-rata adalah 20% mahir, 50% bisa, dan 30% lemah.

Mengingat kompetensi keterampilan penting yang harus siswa kuasai tersebut, sedangkan jam pelajaran selama masa pandemic hanya 25 menit pada tiap pertemuan, maka guru akan sangat kesulitan untuk memahamkan siswa karena membutuhkan proses simak dalam praktek membaca AL-Qur’an tersebut.





Oleh karena itulah untuk mengakomodasi kebutuhan siswa akan pengetahuan dan pengalaman dalam membaca Al-Quran secara benar dengan waktu yang singkat, maka saya memutuskan untuk menggunakan teknik mentoring teman sejawat. Jadi kelas dibagi menjadi kelompok kecil (maksimal 4 siswa dalam kelompok), pada tiap-tiap kelompok akan ada 1 siswa dengan kemampuan mahir, anggota yang lain akan diisi dengan siswa kemampuan bisa dan lemah.

Teknik mentoring yang digunakan tergantung dari kesepakatan antar anggota.

Dalam pelaksanaan evaluasinya pun saya menggunakan system penilaian kelompok untuk meminimalisir waktu tapi tetap hasilnya berbobot, yaitu dengan cara siswa maju bersama kelompoknya, membaca secara bergantian pada tiap ayat-ayatnya. Dari cara tersebut dapat diketahui kemampuan membaca siswa dengan kelemahan dan peningkatan yang terjadi.

 

1.   Alasan:

Kompetensi keterampilan penting yang harus siswa kuasai dan terbatasnya jam pelajaran selama masa pandemic yang hanya 25 menit pada tiap pertemuan. Bagaimana agar semua siswa dapat terlayani dan ternilai secara objektif.

2.  Hasil aksi nyata

a.   Hasil assessment kemampuan awal siswa diperoleh

b.  Kelas dibagi menjadi kelopok kecil dengan pemimpin 1 siswa dengan kemampuan mahir.

c.   Siswa kemampuan mahir melakukan mentoring terhadap anggota kelompok lain.

d.  Penilaian dilakukan didalam kelompok.

e.   Hasilnya semua siswa mengalami pengalaman pembelajaran bersama rekan sejawat dan lebih privat, dan nilai keterampilan didapat dengan cara transparan dan berbobot.

 

Perasaan

Perasaan saya setelah melaksanakan aksi nyata dalam pengambilan keputusan untuk tetap melakukan pembelajaran sesuai dengan tahapannya, dan penilaian juga dilakukan secara transparan dan objektif sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa.

 

Pembelajaran yang didapat

Dalam setiap permasalahan pasti ada solusi/ penyelesaian terbaik, yang sedikit dampak negatifnya dan besar dampak positifnya.

 

Penerapan kedepan

Teknik mentoring dapat digunakan pada pembelajaran lainnya, siswa lebih aktif dan lebih menumbuhkan social emosi dalam kelas






Tidak ada komentar:

Posting Komentar